1. Bulan Semakin Menjauh dari Bumi
Orbit  bulan bertambah lebar, kira-kira 3.8 cm pertahun. (Radius orbit Bulan  kira-kira 384,000 km). Ini dikarenakan Bulan menyebabkan pasang di Bumi.  Karena sisi Bumi yang menghadap Bulan lebih dekat, maka tarikan  gravitasi menjadi lebih kuat dari pada pusat bumi, hal yang sama berlaku  pada sisi Bumi yang menjauhi bulan jika dibanding pusat Bumi. Efek ini  akan merentangkan bumi sedikit, dan membuatnya sedikit gepeng.  Diperkirakan 15 milyar tahun lagi hari di bumi akan menjadi 55 hari  lamanya, tidak 30 lagi, sesuai dengan waktu yang dibutuhkan bulan untuk  mengitari Bumi.
2. Kamu Bisa Ereksi Saat Mati
A  death erection (kadang disebut “angel lust”) adalah ereksi post-mortem  yang terjadi saat seorang pria meninggal baik dengan cara berdiri atau  tengkurap dengan mayat tetap pada posisi demikian. Selama masih hidup,  pemompaan darah oleh jantung menjamin distribusi melalui saluran darah  ke seluruh badan berjalan lancar. Saat mekanisme ini berakhir, hanyalah  gaya gravitasi yang mempengaruhi darah. Darah menuju titik terendah dari  tubuh dan menyebabkan edema atau terjadinya pembengkakan, perubahan  warna yang disebabkan hal ini disebut lividity.
Jika seseorang  meninggal secara vertikal misal gantung diri, darah akan menuju area  kaki. Tekanan akan membesar saat berat darah mendorong ke bawah. Ini  menyebabkan saluran darah dan jaringan di kaki menggembung pada  kapasitas elastisitas tertinggi dan tetap pada volume darah terbanyak  yang bisa ditampung. Efek ini terjadi tepat di area kaki dan pinggang.  Darah yang ada di torso berusaha mengalir ke bagian bawah akibat  gravitasi, dan darah yang ada di pinggang (yang tidak bisa mengalir ke  bawah karena sudah penuh) menyebabkan penis, yang memiliki jaringan yang  bisa mengembang, terisi dengan darah dan terjadilah ereksi. Selama  tubuh tetap pada posisi tersebut maka efek akan berlanjut.
3. Hujan Binatang Dari Langit
Hujan  binatang sudah jadi fenomena cuaca yang relatif umum, dilaporkan  terjadi di berbagai belahan dunia. Binatang seperti jatuh dari langit  layaknya hujan, biasanya ikan atau kodok. Kadang binatang yang jatuh  masih hidup, menunjukkan bahwa rentang waktu ekstraksi dan saat jatuh  lumayan pendek. Beberapa saksi menggambarkan binatang-binatang itu  tampak takut, meskipun sehat, dan berlaku lumayan wajar setelah  kejadian. Pada beberapa kejadian, binatang jatuh dalam keadaan beku dan  mati, bahkan ada yang masih terkurung dalam balok es. Bukti betapa  kuatnya kekuatan cuaca membawa mereka ke ketinggian di bawah nol  derajat.
Peristiwa hujan kodok terakhir terjadi di Serbia (2005),  London (1998) dan hujan ikan di India (2006) dan Wales (2004). Di  Honduras, Lluvia de Peces (Hujan Ikan) adalah fenomena unik yang sudah  terjadi selama lebih dari seabad, Terjadi di Departamento de Yoro,  antara bulan Mei dan Juli. Saksi dari peristiwa ini menyatakan bahwa ini  dimulai dengan awan hitam gelap di langit yang dibarengi dengan guntur  dan angin kencang dan hujan lebat selama 2 sampai 3 jam. Setelah hujan  berhenti , ratusan ikan hidup ditemukan di tanah. Orang-orang  mengambilnya untuk dimasak.
4. Jagad Raya Memiliki Warna Beige
Cosmic  Latte adalah warna alam semesta, menurut tim astronomi dari John  Hopkins University pada 2001, Karl Glazebrook dan Ivan Baldry menentukan  warna dari alam semesta adalah putih kehijau-hijauan, tapi mereka  segera mengoreksi analisa mereka di “The 2dF Galaxy Redshift Survey:  constraints on cosmic star-formation history from the cosmic spectrum”  yang dipublikasikan pada tahun 2002. Pada esei ini mereka melaporkan  bahwa survey warna dari seluruh cahaya di alam semesta menghasilkan  warna sedikit putih beige (abu2 agak kuning). Survey termasuk lebih dari  200,000 galaksi dan mengukur rentang spektral dari cahaya dari alam  semesta yang besar. Nilai hexa RGB untuk warna Cosmic Latte adalah  #FFF8E7. Pada artikel di Washington Post, warnanya di tampilkan.  Glazebrook berkelakar bahwa dia mencari saran untuk menamai warna baru  tersebut. Beberapa orang yang membacanya mengirim saran, dan “Cosmic  Latte” yang kemudian dipilih.
5. Keracunan Bisa Menyebabkan Massa Menari Histeris
Dancing  Mania adalah nama yang diberikan fenomena yang terjadi kebanyakan di  tanah daratan Eropa dari abad 14 sampai 17an, dimana sekelompok orang  akan menari di jalanan kota, kadang dengan mulut berbusa atau mengoceh  sampai roboh kelelahan. Mania terjangkit masal di Aachen Jerman pada  juli 1374. Penari menuju jalanan dan berteriak-teriak dan terus  menggeliat meskipun sudah roboh kelelahan. Tarian ini menyebar dengan  cepat melalui Prancis dan ke kota-kota kecil. Dan puncaknya pada 1418 di  Strasbourg. Bagaimanapun, banyak orang telah terjangkit dancing mania,  atau terperangkap dalam dancing mania, berusaha membantu, atau hanya  melihat kejadian ini, yang membuat kegiatan kota terhenti.
Meski  tidak ada konsensus yang ada mengenai penyebab, beberapa kasus,  khususnya di Aix-la-Chapelle, mungkin memiliki penyebab phisik yang bisa  dijelaskan. Gejala penderita bisa digolongkan pada keracunan semacam  jamur, ergotism, dikenal pada Abad Pertengahan sebagai “St. Anthony’s  Fire”. Ini disebabkan karena memakan gandum yang terinfeksi Claviceps  purpurea, jamur kecil yang mengandung racun dan mengandung kima  psikoaktif (alkaloid), termasuk lysergic acid (digunakan pada masa  modern untuk sintesa LSD). Gejala keracunan ergot termasuk nervous  spasms, psychotic delusions, keguguran, gemetar dan mati rasa. Beberapa  penari menyatakan mengalami penglihatan alam religi.
6. Gumpalan di Pusar Berasal dari Pakaian Dalam
Banyak  orang menemukan bahwa pada permulaan hari atau akhir, gumpalan kecil  mengisi rongga pusar. Alasan dari hal tersebut sudah menjadi subyek  spekulasi bertahun-tahun sampai pada tahun 2001, Dr. Karl Kruszelnicki  dari University of Sidney, australia melakukan survey sistematis untuk  menentukan seluk beluk gumpalan di pusar. Temuan utamanya adalah sebagai  berikut : Navel lint terdiri dari serat-serat yang berasal baju,  bercampur dengan sel kulit mati dan rambut tubuh. Sel mati inilah yang  menyebabkan bau tidak enak.
Bertentangan dengan ekspektasi, gumpalan  ini bergerak keatas dari pakaian dalam daripada ke bawah dari baju yang  dipakai. Proses bergerak adalah hasil gesekan rambut tubuh pada pakaian  dalam, yang mana membawa sisa serat ke atas menuju rongga pusar. Cewek  jarang mengalami ini karena rambut di tubuh mereka lumayan sedikit.  Sebaliknya pria yang lebih berumur mengalaminya lebih sering karena  kulitnya lebih kasar dan banyak rambut. Karakteristik gumpalan yang  berwarna biru keabuan dihasilkan dari rata-rata warna serat kain, namun  keberadaannya tidak berbahaya.
7. Larva Lalat Membantu Menyembuhkan Luka Lebih Cepat
Dulu,  beberapa dokter menyadari bahwa tentara yang di lukanya terdapat  belatung sembuh lebih cepat daripada yang tidak. Belatung memakan  sel-sel kulit mati dan bakteri. Terapi Belatung (dikenal juga dengan  Maggot Debridement Therapy –MDT-, terapi larva) adalah menaruh dengan  sengaja belatung pembasmi kuman atau larva lalat ke kulit yang luka atau  jaringan lembut di luka manusia atau binatang. Praktek ini digunakan  secara luas sebelum ditemukannya antibiotik, untuk membersihkan jaringan  mati di luka guna mempercepat penyembuhan.
8. Binatang Yang Meledak
Binatang  Meledak Secara Alami bisa terjadi karena berbagai alasan. Pada tahun  2004, pengumpulan gas di dalam bangkai sperm whale, berukuran 17 meter  panjang dan 50 ton berat, mengakibatkan ledakan di Taiwan. Ledakan  dilaporkan menyemprotkan darah dan isi perut paus berceceran di sekitar  emperan toko, saksi mata dan mobil. Populasi kodok cukup banyak di  Jerman dan Denmark meledak pada April 2005 pada aksi yang digambarkan  sebagai mekanisme pertahanan diri yang gagal, ktika kodok-kodok itu  menggembungkan diri agar terlihat lebih besar saat diserang burung  gagak.
9. Kuda Laut Jantan Bisa Hamil
Kuda  laut bereproduksi dengan cara yang tidak biasa: Yang jantan yang  mengandung. Pipefishes dan seahorse adalah spesies di dunia binatang  yang mengalami “male pregnancy”. Kudalaut Jantan memiliki kantong benih  yang digunakan untuk menyimpan telur yang diberikan sang betina. Saat  kawin mereka saling melilitkan ekor dan sang betina memasukkan tabung  panjang yang dinamakan ovipositor ke katong benih sang jantan.  Telur-telur mengalir melalui tabung ke kantong benih dimana kemudian  mereka dibuahi.
Embrio berkembang selama 10 hari sampai 6 minggu,  tergantung pada spesies dan kondisi air. Saat sang jantan ‘melahirkan’  dia memompa ekornya sampai bayi kudalaut keluar. Kantong kudalaut jantan  juga mengatur kadar garam, dengan perlahan meningkatkan kadar garam di  kantong agar sesuai dengan lingkungan luar saat telur dewasa. Telur yang  menetas tidak bergantung pada induk. Beberapa berkembang bersama dengan  plankton. Bahkan kadang-kadang induk jantan memakan telur yang baru  dilahirkannya. Spesies lain (H. zosterae) saat menetas memulai hidup  sebagai benthos.
10. Janin Bisa Terjebak Di Dalam Kembarannya
Fetus  in fetu (atau Foetus in foetu) digambarkan sebagai kelainan yang sangat  jarang yang melibatkan janin terjebak di dalam saudara kembarnya. Janin  ini terus hidup sebagai parasit bahkan setelah kelahiran dengan  membentuk struktur saluran umbilical yang menyedot suplai darah  kembarannya dan tumbuh membesar bahkan mulai membahayakan inangnya.  Janin parasit ini anancephalic (tanpa otak) dan kekurangan organ  internal, dan tidak bisa bertahan hidup sendiri, meskipun ini ‘hampir’  manusia (sekalipun belum berkembang dan aneh)memiliki fitur otot,  jemari, rambut, kuku dan gigi. Fetus in fetu hanya ada sekitar 91 kasus  di seluruh dunia dan tidak dilaporkan.
Fetus in fetu terjadi sangat  dini pada kehamilan kembar, saat satu janin membungkus yang lainnya.  Janin dominan tumbuh, sedang janin kembar lainnya hidup selama masa  kehamilan menyerap makanan dari inang kembarannya seperti semacam  parasit. Biasanya, kedua kembar mati sebelum lahir, namun ada juga yang  survive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar